Sunday, November 28, 2010

ga bakal bisa gue lakukan

Gue ga bisa membayangkan apa yang ada dipikiran seseorang saat dia sedang membaca koran atau menonton berita pagi mengenai kriminalitas dengan tenangnya sambil menyeruput kopi panas dan menikmati sarapannya lalu berkata “dunia ini makin kejam saja”. Rasanya aneh kau masih bisa membaca tentang kejamnya manusia sambil melakukan sesuatu yang santai atau membaca tentang pembunuhan atau pemerkosaan atau mutilasi tapi masih bisa makan sarapan dengan tenangnya. Apakah tidak merasa mual membaca hal sadis dan menjijikan yang dapat dilakukan oleh orang lain? Gue ga mengatakan hal itu salah tapi entah mengapa menurut gue itu hal yang aneh. Orang bisa saja mengatakan kalo dunia ini makin kejam, mengutuk para pelakunya atau bersimpati pada korbannya tapi pada saat yang sama orang tersebut juga masih bisa meneruskan rutinitas paginya, apakah yang dikatakannya hanya sekedar simpati belaka? Apakah itu hanya perasaan kasihan sesaat kemudian hilang menjelang siang?

Mungkin memang tidak ada yang bisa dilakukan jika gue sendiri ditanya “memangnya apa yang bisa kita lakukan kalo mendengar atau membaca tentang kesadisan manusia?” tapi yang pasti gue ga bakal dengan santainya menyeruput kopi panas, makan sarapan sambil membaca Koran atau menonton berita pagi dan berkata “dunia ini makin kejam saja” karna gue memang ga bisa melakukan apa pun maka itu gue ga bisa dengan santainya mengatakan hal seperti itu.

Wednesday, November 24, 2010

pain

Ketika disakiti oleh orang lain baik itu hanya hal kecil ataupun hal yang besar rasanya sulit untuk dilupakan apalagi jika rasa sakit itu ditorehkan oleh orang yang sama berulang kali, entah karena dia membenci kita atau merasa iri atau dia hanya orang bodoh yang tidak pernah mau belajar dari pengalaman sehingga terus menerus melakukan kesalahan yang sama.

Dan hal itu lebih menyakitkan saat orang yang menorehkan luka di hati ternyata adalah seseorang yang seharusnya melindungi kita dari rasa sakit, seseorang yang seharusnya membela saat tidak ada yang mau mendengar ataupun mempercayai kita, seseorang yang seharusnya mencintai kita dari dasar hatinya. Yah rasanya sangat menyakitkan dan kacau, seperti kaca yang dipecahkan dengan keras lalu serpihannya dibiarkan berserakan begitu saja seakan tidak berharga sama sekali. Lalu hati yang berserakan itu walau sudah dilem dan dirangkai sesempurna mungkin tetap saja bentuknya tidak akan pernah kembali seperti semula, masih akan ada retakan dimana-mana.

Rasa sakit itu mungkin tidak akan sembuh walau sudah lima tahun ataupun sepuluh tahun mendatang atau bahkan seumur hidup. Rasanya sulit melupakan apalagi memaafkan karena orang itu tidak mau tahu rasa sakit yang kita rasakan dan terlebih lagi bukannya meminta maaf, dia malah menyalahkan kita atas semua yang terjadi. Menunjuk tangan pada kita tanpa pernah mau melihat air mata yang kita keluarkan akibat perbuatannya. Tanpa pernah mau peduli bahwa yang dilakukannya menyebabkan trauma yang mendalam di hati.

Luka di badan akan sembuh dengan cepat walau mungkin bisa meninggalkan sedikit bekas namun luka di hati tidak saja hanya meninggalkan bekas tapi juga sulit sekali untuk disembuh. Mungkin kita tidak mau mengingatnya, tidak mau menjadikannya dendam atau melakukan hal yang sama seperti yang orang itu lakukan karena kita tahu rasa sakitnya tapi rasanya sulit sekali untuk menghapus memori buruk itu dari ingatan kita.

Mungkin karena itu kita selalu mencari dan menunggu seseorang datang yang mungkin bisa mengobati luka di hati, mengatakan bahwa kita tidak salah, mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja dan memberikan cinta yang sudah semestinya kita dapatkan. Tidak hanya dari mulut saja tapi ditunjukan dengan perbuatannya. Dan berharap dia bisa mengisi keretakan atau kekosongan di hati. Agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik dan melupakan kenangan buruk yang pernah terjadi.

Monday, November 1, 2010

P.R.O.U.D


Gue bangga dilahirkan sebagai seorang perempuan. gue masih mencari wanita yang ada di dalam diri ini dan berjuang untuk mendapatkan apa yang mesti gue dapatin sama halnya seperti orang lain.

Walau begitu kadang rasanya sulit, ada masanya merasa lemah dan tidak berdaya sebagai seorang perempuan. Seperti saat sedang berjalan di pinggir jalan kemudian ada cowo-cowo menyebalkan yang menggoda sambil bersiul atau memanggil-manggil ga jelas, sangat menyebalkan rasanya,seharusnya mereka tidak memperlakukan seorang perempuan seperti itu walau menurut mereka itu hal kecil tapi dengan mereka berbuat seperti itu saja bisa membuat perempuan yang digoda merasa sangat tidak nyaman dan risih. apapun yang dilakukan untuk menghentikannya sepertinya percuma saja, mau menatap dengan tajam mengeluarkan sumpah serapah atau menunjukkan jari tengah malah sepertinya membuat mereka merasa senang dan terus menggoda dengan cara yang sangat kampungan. padahal kalo saja mereka mau berpikir bahwa hal itu sangat tidak menyenangkan, bagaimana jika saudara perempuan, pacar, istri atau anak perempuannya diperlakukan seperti itu apa mereka mau, apa mereka akan diam saja membiaran laki-laki lain menggoda perempuan di sebelahnya?

Atau seperti saat seorang perempuan berpakaian sedikit terbuka atau berdandan lengkap dari eye shadow, blush on dan lipstick, banyak orang yang menganggapnya genit, yang lebih parah lagi dicap sebagai perempuan ga benar. Kalo memang perbuatan atau sifatnya yang ga benar itu akibat dari ulahnya sendiri tapi kalo dia hanya ingin merasa cantik dan perbuatannya lurus-lurus saja, apa itu adil namanya untuk dicap genit atau ga benar hanya karena dia merasa cantik dengan pakaian sedikit terbuka dan berdandan?

Dan yang lebih parahnya lagi saat semua itu dijadikan alasan pembenar bagi mereka yang memperkosa seorang perempuan. Ada beberapa kasus pemerkosaan dimana pelakunya mengaku bahwa dia tidak tahan melihat body korbannya dan oleh orang lain atau pelaku itu sendiri dijadikan alasan untuk menyalahkan perempuan tersebut atas musibah yang dialaminya.

walaupun benar perempuan itu berpakaian terbuka lalu apakah itu bisa dijadikan suatu alasan yang kuat untuk memperkosanya? Menginjak-injak harga dirinya? merampas dengan cara yang sadis miliknya yang paling berharga? Jika memang dia bersalah lalu apa pelakunya benar berbuat seperti itu? Jika perempuan itu dibilang mengundang nafsu lalu kenapa tidak semua laki-laki berbuat hal yang sama? Kalo perempuan itu dibilang setan lalu apakah laki-laki itu malaikat yang berhak menghukumnya?

Kami para perempuan akan memberikan cinta untuk seorang laki-laki, memperlakukannya dengan lembut, penuh kasih sayang dan pembalasan dari semua itu adalah rasa nyaman dan perlindungan yang diberikan oleh laki-laki. Kami seringkali merasa moody tapi kami penuh pengertian dan memiliki kesabaran yang besar, perempuan tidak bisa hidup sendiri begitupun laki-laki oleh karena itu bukankah lebih indah hidup ini dengan saling melengkapi dan menghargai satu sama lain tanpa memandang perbedaan gender.

Kami para perempuan memang sensitive karena perasaannya halus hingga kadang hal kecil saja bisa dipikirin terus-menerus bahkan menangis semalaman. Bukankah karena ini laki-laki diciptakan berjiwa tegar dan kuat yang bisa melindungi perempuan bukannya merendahkannya dengan perbuatan sekecil apapun.