Sunday, October 30, 2011

untuk 23 tahun yang kujalani

Untuk 23 tahun yang kujalani, aku masih mengingat rasa sakit yang tidak bisa hilang dari hati, aku masih mengingat bagaimana mudahnya melupakan dendam, aku masih ingat bagaimana sulitnya menjalani hidup, aku masih ingat bagaimana susahnya mencapai cita-cita, aku masih ingat bagaimana asyiknya bermain bersama teman,

aku masih mengingat betapa tidak enaknya meminta bantuan kepada orang yang tidak punya rasa kasih, aku masih mengingat compleksnya bergantung pada orang yang tidak punya ketegasan hati, aku masih mengingat betapa mudahnya ditinggalkan oleh orang lain saat tidak punya apa-apa lagi, aku masih mengingat ramahnya orang yg tidak kukenal saat orangtuaku mempunyai sesuatu,

aku masih mengingat betapa menggelikannya saat orang lain mencoba merendahkan kepercayaanku dan tentu saja aku masih mengingat rasa puas saat menunjukan kepada orang itu bahwa apa yang dia rendahkan dulu justru menjadi penopang hidupnya saat ini,

aku masih mengingat rasa unik dan ajaib saat pertama kali menggendong adik perempuan satu-satunya setelah memiliki tiga orang adik laki-laki, aku masih mengingat betapa melankolisnya saat meminta maaf atas perbuatan yang salah kepada wanita yang melahirkanku, aku masih mengingat rasa heran dan takjub saat masuk salah satu universitas terbaik yang dimiliki negri ini,

aku masih mengingat betapa banyaknya air mata yang keluar karna kesusahan hati, aku masih mengingat sakitnya perut dan capeknya bibir tertawa terbahak-bahak bersama teman,

aku masih ingat rasa sakit yang tidak tertahankan saat dihianati oleh seseorang yang seharusnya melindungiku, aku masih ingat betapa susahnya hati saat menyadari bahwa diri sendiri menjadi awal dari penderitaan orang yang dikasihi, aku masih ingat bahwa kadang sangat mudah untuk menyakiti daripada membahagiakan orang lain, aku masih mengingat betapa kesalnya hati saat orang lain menghina orang yang ku kasihi, aku masih mengingat amarah di hati saat ada beberapa orang yang mencoba merusak keluargaku,
aku masih mengingat betapa konyolnya orang-orang yang mencoba untuk menyebar fitnah tentang keluargaku agar kehidupan kelam mereka terlihat sempurna dan betapa bodohnya orang-orang yang percaya tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa peduli rasa sakit dan perjuangan yang harus dijalani keluargaku,

aku tidak punya kepercayaan diri untuk menikah tapi entah bagaimana masih ada harapan yang tertanam di hatiku sejak lama untuk menemukan laki-laki yang tepat, menjalani hidup ini dengan laki-laki yang akan kucintai itu dan melahirkan anak-anak kami,

aku masih mengingat bahwa 23 tahun bukanlah waktu yang terlalu lama untuk menjalani hidup tapi juga bukan waktu yang singkat untuk merasakan rumit serta indahnya hidup ini, dan selama 23 tahun aku menjalani hidup ini aku masih mengingat betapa besar rasa cinta dan kekuasaan Tuhan terhadap hidupku, untuk 23 tahun ini dengan percaya diri aku bisa mengatakan bahwa aku adalah salah satu dari keajaiban yang diciptakan Tuhan.